DESPRO NEWS (30 Mei 2017) Sebagai puncak rangkaian acara Dies Natalis XXXIII Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta hari ini, 30 Mei 2017 diadakan seremoni Sidang Senat Terbuka di Concert Hall, Kampus ISI Yogyakarta, Jl Parangtritis KM 6,5 Sewon-Bantul, Yogyakarta. Acara yang dimulai pukul 10.00 pagi tadi diawali dengan prosesi senat Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, diikuti dengan lantunan musik Hymne dan Mars ISI Yogyakarta. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Tari Saraswati yang dibawakan oleh 7 orang mahasiswi Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta tersebut disajikan di hadapan para tamu undangan.
Selanjutnya, Rektor ISI Yogyakarta, Prof. Dr. M. Agus Burhan, M.Hum, dalam pidato dan laporannya, menyampaikan bahwa dari 23 program studi yang ada di ISI Yogyakarta, 16 diantaranya berjenis akademis, dan 4 sisanya program studi vokasional di tingkat sarjana dan ahli madya, serta 2 program studi magister dan 1 prodi doktor di pascasarjana. Program studi (prodi) yang baru-baru ini mendapat akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) berjumlah 6 prodi, yaitu Prodi Seni Murni, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Kriya Seni, Seni Tari, dan Prodi S-2 Penciptaan dan Pengkajian Seni. Sedangkan 5 prodi berikutnya, yaitu Prodi Fotografi, Prodi Televisi dan Film, Prodi Pedalangan, Prodi Batik dan Fashion (D3) dan Prodi Etnomusikologi mendapatkan nilai B. Untuk meningkatkan mutu akademik, ISI Yogyakarta melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah menjalin kerjasama dengan sejumlah insitusi pendidikan baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk kerja sama luar negeri, ISI Yogyakarta telah manandatangani MoU program kerjasama dengan beberapa negara, diantaranya adalah institusi perguruan tinggi di Hungaria, China, Malaysia, Thailand, Jepang, Jerman, Amerika Serikat, dan lain-lain. Kerjasama tersebut diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pameran, pagelaran, dan penayangan karya bersama, workshop, serta seminar. Program lainnya adalah program double degree yang dilaksanakan di Program Magister Pennciptaan dan Pengkajian Seni Pascasarjana ISI Yogyakarta.
Pidato berikutnya disampaikan oleh Assoc. Prof. Masaru Tanaka dari Institute of Philosophy & Human Values, Kyoto University of Art and Design, Japan. Pidato ilmiah yang berjudul “The Role Played in Peace by Creative Arts – from Practical Examples at University Education” disampaikan dalam bahasa Jepang yang diterjemahkan oleh asistennya ke dalam bahasa Indonesia. Di sela-sela pidatonya, Assoc. Prof. Masaru Tanaka sempat memutarkan video pendek untuk menggambarkan pentingnya peran seni dalam penanganan konflik untuk perdamaian. Sebagai anak seorang korban bom atom di Hiroshima, ia berkeyakinan bahwa seni dapat dijadikan sebagai sarana untuk mewujudkan perdamaian. Ia telah membuktikannya salah satunya dengan melakukan kolaborasi seni bersama dengan seorang warga Amerika yang merupakan anak salah seorang pembuat bom yang dijatuhkan di kotanya, Hiroshima. Orang dari pihak yang seharusnya menjadi musuh bebuyutannya karena membuat ia dan keluarganya menderita berkepanjangan menjadi rekan kolaborasi untuk mewujudkan karya seni. Sayang, ia tidak menggambarkan dengan detil proses kolaborasi seni yang dilakukannya, termasuk bagaimana ia mengelola kondisi psikologisnya berhadapan dengan rekan kolaborasinya.
Sekalipun demikian, sampai dengan berakhirnya acara tersebut, tamu undangan yang memenuhi Concert Hall ISI Yogyakarta tidak beranjak dari tempat duduknya mendengarkan pidato paparannya. Tepuk tangan yang meriah dari tamu undangan setelah ia selesai berpidato cukup untuk menunjukkan apresiasi audiens untuknya. <rdp>